8 December 2014

Fontus: Merubah Udara Menjadi Air Saat Bersepeda

Boku no Blog - Alat ini mirip dengan botol minuman seperti pada umumnya yang kebanyakan dipakai saat bersepeda. Namun inilah alat yang dinamakan Fontus, yaitu sebuah alat atau gadget dengan panel surya yang bisa diletakkan pada sepeda anda dan bisa menghasilkan air bersih di dalam botol.

Gadget ini merupakan hasil karya dari Kristof Retezár, siswa dari desain industri Universitas Applied Arts di Vienna.



Prinsip kerja Fontus adalah melakukan kondensasi untuk menghasilkan air bersih dengan cara panel surya yang ada akan menghasilkan energi listrik untuk mendinginkan bagian atas sedangkan bagian bawah menjadi hangat.



Pada saat kita bersepeda udara masuk ke bagian dalam sehingga terjadi kondensasi dan terjadi kelembaban yang selanjutnya menghasilkan air. Fontus bila digunakan di daerah yang panas dan lembab bisa menghasilkan air sebanyak 0,5 liter dalam waktu 1 jam bersepeda.

Tapi, karena alat ini masih dalam pengembangan, saat ini Fontus belum dilengkapi dengan penjernih air, jadi air yang dihasilkan dari Fontus ini harus dimasak dulu supaya bisa diminum.


huffingtonpost


3 December 2014

Festival Gandrung Sewu (1000) Banyuwangi

parade Gandrung Sewu

Boku no Blog - Kabupaten Banyuwangi, propinsi Jawa Timur, pada tahun ini kembali menggelar Festival "Gandrung Sewu" (1000 penari Gandrung).

Festival kali ini digelar di Pantai Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Festival yang melibatkan 1.200 penari gandrung itu bakal dihelat Sabtu (29/11). Festival ini sudah digelar untuk kali ketiga.

Tari Gandrung adalah tari khas Banyuwangi yang telah ditetapkan sebagai "Warisan Budaya Takbenda" pada tahun lalu oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kini Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah).

Ribuan penari itu akan menari bersama di pinggir pantai dengan latar belakang Selat Bali menjelang matahari terbenam. 

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Festival Gandrung Sewu akan menyuguhkan pemandangan yang memukau di mana ribuan penari dengan busana dominan merah tampak menawan terkena semburat sinar sunset.

Seblang Subuh

Tahun ini, Festival Gandrung Sewu mengangkat tema "Seblang Subuh" di mana tari tersebut dikemas lebih lengkap dengan iringan musik yang rancak dan sentuhan teatrikal. Seblang Subuh bermakna permohonan ampun kepada yang maha kuasa.

Pertunjukan kolosal ini akan diawali dengan munculnya beberapa lelaki yang membawa penjor. Mereka adalah bekas prajurit-prajurit Blambangan yang tengah berusaha mengumpulkan rekan-rekan seperjuangannya di masa lalu. Setelah terkumpul beberapa orang, mereka menasbihkan diri sebagai Gandrung Marsan (Gandrung laki-laki). Kemunculan Gandrung Marsan ini tepat pada masa pemerintahan bupati ke-5 Banyuwangi, yakni Bupati Pringgokusumo.

Pada awalnya, penari Gandrung memang dibawakan seorang laki-laki atau yang biasa disebut Gandrung Marsan. Lambat laun Gandrung berkembang dan lebih banyak dibawakan perempuan. Penari Gandrung perempuan pertama adalah Gandrung Semi.

Dalam Festival Gandrung Sewu, adegan munculnya Gandrung Semi diikuti ribuan penari gandrung berkostum merah yang menghambur dari berbagai arah dan kemudian menyatu di satu titik.

Sentuhan teatrikal akan kental saat adegan perebutan posisi sebagai gandrung, antara gandrung laki-laki dan gandrung perempuan. Fragmen ini berlangsung hingga subuh tiba. Saat subuh datang, tiba-tiba mereka yang sedang bertarung tersadar akan kesalahannya. Kedua belah pihak memohon ampun pada Yang Maha Kuasa. Mereka menyadari bahwa menjadi gandrung adalah suratan tangannya, jadi harus dijalani, dan tak perlu diperebutkan.

Uniknya, karena bermakna permohonan ampun pada yang maha kuasa, properti yang dibawa para penari gandrung ini selain kipas adalah sapu lidi. Simbolisasi bersih-bersih diri dan mohon ampun ditunjukkan dengan sapu lidi yang mereka bawa.

Promosi Wisata Banyuwangi 

Festival ini benar-benar sebagai ajang promosi pariwisata budaya Banyuwangi. Putri Pariwisata Indonesia 2014, Syarifah Fajri Mauilidiyah akan hadir dalam pagelaran kali ini. Gadis asal Pontianak ini mengaku sangat tertarik hadir di Banyuwangi untuk melihat langsung festival tari kolosal ini.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Gandrung Sewu dan berbagai acara promosi wisata di Banyuwangi adalah ikhtiar untuk memperpanjang siklus destinasi. Sehingga, Banyuwangi tidak hanya dikenal dengan satu atau dua destinasi saja seperti Pantai Pulau Merah, Kawah Ijen, atau Pantai Plengkung saja. 

Meskipun dalam kesempatan ini Boku tidak bisa menyaksikan secara langsung, sebagai warga Banyuwangi Boku sangat bangga dengan event-event budaya daerah dan pengenalan pariwisata daerah seperti ini.

Semoga dengan pagelaran event-event budaya daerah seperti ini bisa menjadikan pelestarian akan seni, budaya dan wisata daerah di bumi Nusantara tercinta.

Edit      : Boku no Blog
Sumber: portalkbr.com