Kontraktor industri pertahanan terbesar Jepang, Mitsubishi Heavy Industries (MHI), hari Senin (19/9/2011), melaporkan telah menjadi korban serangan cyber oleh para peretas.
Serangan pertama yang terjadi terhadap sektor industri pertahanan Jepang ini diduga telah berhasil mencuri berbagai informasi penting.
"Kami menemukan bahwa beberapa informasi sistem, seperti alamat-alamat IP (internet protocol) telah bocor, dan itu saja sudah cukup menakutkan.
Kami tak bisa menepis adanya kemungkinan kecil kebocoran informasi yang lebih jauh, tetapi sejauh ini, data krusial tentang produk-produk atau teknologi kami masih aman," tutur seorang juru bicara MHI, yang menambahkan, serangan ini pertama kali terdeteksi pada 11 Agustus.
MHI adalah kontraktor industri pertahanan terbesar di Jepang. Sejak triwulan kedua tahun lalu hingga Maret tahun ini, perusahaan tersebut telah memenangkan 215 kontrak senilai 260 miliar yen (sekitar Rp 30 triliun) dari Kementerian Pertahanan Jepang.
Beberapa produk yang dikerjakan MHI, antara lain, rudal antirudal Patriot, rudal udara-ke-udara AIM-7 Sparrow, berbagai tipe kapal selam dan kapal perang, serta bagian sayap dari pesawat penumpang terbaru Boeing 787 Dreamliner.
Harian Yomiuri Shimbun menambahkan, virus yang disebarkan peretas telah menginfeksi sekitar 80 komputer, yang tersebar di kantor pusat MHI di Tokyo dan beberapa fasilitas produksi vital, seperti galangan kapal Kobe dan Nagasaki serta fasilitas produksi sistem propulsi di Nagoya.
Galangan kapal Kobe memproduksi kapal selam dan berbagai komponen pembangkit listrik tenaga nuklir, galangan kapal Nagasaki memproduksi kapal pengawal, dan pabrik di Nagoya memproduksi peluru kendali dan mesin roket.
Tak kurang dari delapan jenis virus, termasuk Kuda Troya (Trojan horse), yang bisa mencuri informasi penting dari komputer yang terinfeksi, menyerang komputer-komputer milik MHI tersebut.
Andrew Davies, peneliti dari lembaga pemikir Australian Strategic Policy Institute, mengatakan, serangan terhadap sektor industri Jepang ini serupa dengan serangan terhadap beberapa kontraktor industri pertahanan utama AS tahun ini, termasuk produsen pesawat tempur Lockheed Martin.
"Jepang adalah pembuat kapal selam konvensional besar yang termasuk dalam kategori tercanggih di dunia. Mereka memiliki teknik integrasi sistem mekanik, elektronik, dan sistem kontrol buatan mereka sendiri, sehingga menjadi sasaran menarik untuk diretas," kata Davies.
teknologiterkini
img
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment